Kendari (Pinmas) —- Pramuka mahasiswa dinilai strategis
untuk meningkatkan pemahaman sekaligus wahana praksis penanaman dan
pengembangan budaya multikultural dan multireligius. Kegiatan Pramuka
yang diikuti utusan dari berbagai daerah, sangat berpotensi
mengembangkan multikultural, apalagi diikuti tidak hanya dari Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam, tetapi juga PTK Non Muslim.
Pramuka Mahasiswa Strategis Untuk Kembangkan Multikulturalisme |
“Ini adalah bagian dari ikhtiar mendukung multireligius,” tegas Guru Besar UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta Amin Abdullah saat menjadi nara sumber pada
kegiatan Tadarus Kebudayaan yang digelar dalam perhelatan akbar
Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PW PTK) XIII di IAIN Kendari, Jumat (20/05).
Indonesia
adalah negara majemuk dengan menganut budaya laut karena mempunyai 75%
lautan daripada daratan. Indonesia memiliki beragam suku, agama, ras
yang tersebar dari berbagai pulau. Menurut Amin, kondisi ini merupakan
kekayaan sekaligus tantangan.
Terkait itu, di hadapan 300 orang peserta Pramuka Pandega, Bina Damping dan Pimpinan Kontingen, Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga ini mengajak untuk sama-sama menghidupkan budaya perbedaan karena itu adalah rahmah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Para Wakil Rektor/Wakil Ketua III,
terutama Bina Damping perlu merumuskan relevansi kegiatan pramuka
dengan gagasan multikultural dan multireligius. Dari situ, Amin berharap
Pramuka dapat dijadikan sarana efektif penyebaran nilai-nilai dan
semangat multikultural dan multi religius.
Sementara itu, Rektor IAIN
Kendari, Nur Alim mengutarakan bahwa Sulawesi Tenggara mempunyai
kekayaan laut yang melimpah dengan beragam budaya. Masyarakat Sultra
juga dikenal hidup rukun dan damai secara berdampingan. “Di sini
terdapat masjid dan Gereja yang letaknya berdampingan, yaitu Masjid
Agung Al-Firdaus dan Gereja Ola Atlabora,” terangnya.
Dunia pendidikan tinggi, lanjut Nur Alim mempunyai tugas menumbuhkembangkan keragaman budaya, agama, dan lain-lain. Kurikulum PTKI
harus mampu menjadikan para mahasiswa mempunyai kedewasaan berpikir dan
bertingkah laku, serta mampu memahami perbedaan, tidak saja agama namun
budaya dan ras.
Tadarus Kebudayaan merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang digelar di PW PTK XIII
di Kendari. Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta memperoleh
pencerahan terkait nilai dan praktik multikulturalisme dalam kehidupan
sekembalinya dari perkemahan.
Tadarus Kebudayaan yang dilaksanakan di Auditorium IAIN
Kendari menjadi wahana peserta kemah, bindamping, dan pinkon untuk
bertukar pengetahuan, pengalaman dan sekaligus membudayakan, layaknya
tadarus budaya. (ruchman basori/mkd/mkd)